Friday, February 3, 2012
After Hours
Kamu, saya dan makan sore kita yang mirip. Perbincangan santai lewat waktu pulang kantor. Kamu bilang minuman saya lebih enak. Padahal kamu sendiri juga punya. Heh, rumput tetangga kan selalu lebih hijau!
Saya hanya senang kita bisa saling ada. Biar saja semua melebur tanpa deskripsi, tanpa interpretasi, tanpa prediksi.
Bicara sambil memandang jalanan Jakarta yang diguyur hujan dari lantai atas sebuah pusat perbelanjaan. Sambil membunuh waktu dan hanya disela suara alat makan dan berisiknya sedotan teh kita. Ah, saya suka irama ini. Nada-nada tanpa lagu, hanya damai dan sejuk yang ada.
Secuplik cerita kantor. Iya, secuplik saja karena kita hanya saling butuh dukungan di dunia yang gila ini dimana uang masih jadi penguasa. Bicara yang lain saja lah. Film kesukaanmu atau saya. Kamu bilang "nggak usah menjual selera hanya untuk dibilang hebat".
Mau bicara cinta? Tertawa saja kita. "Nggak ngoyo" walau sesungguhnya sangat ingin merasakan bahagia karenanya. Terdengar menyedihkan? Mungkin iya. Tapi kita tersenyum membahasnya.
Mimpi masa depan? Ah, kita selalu bersemangat dengan yang satu ini, walau obrolan tak penting sering menyelinap. Atau justru obrolan 'ketinggian'? Tak masalah, toh kadang kita merasa diri kita hebat namun di saat lain bisa merasa terpuruk bersama.
Masih banyak lagi kan yang mau kita bagi? Iya, saya tau. Santai. Biar saja hujan tetap menemani kita. Saya masih akan di sini dan saya tau kamu pun tak kan kemana-mana.
Label:
Fiction,
simple happy thing,
teman-teman
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment