Monday, January 30, 2012

Cerita Kita Lagi


Sudah pasti akhir pekan yang menyenangkan kalau bareng kalian. Walaupun setting-nya bukan lagi makan di kantin kampus, nonton DVD di kamar Gerry atau bikin tugas di kos-an Ami atau kamar Fauzan.

Kalau dulu ngobrolnya sok-sok-an soal akademis karena kita dianggap kelompok belajarnya si Gadis Ranty (legenda kom ui 2003 yang IPK-nya di atas rata-rata). Eh, nggak juga deng, gosip, musik sama film juga masuk obrolan tetap kok. Kalau sekarang sih ngobrolnya... nostalgia masa kuliah, ribetnya urusan cinta (blaaahhh...), dan rencana hidup yang masih so-so. Yang pasti sesi kumpul kemarin sungguh seru nge-bully si Gadis, karena sejak kerja di Kemlu anak ini jadi 'membumi banget' dibanding zaman kuliah. Yes, she's now become madam Lolita or Lola karena lemot-nya sungguh tak tertandingi. Banyak pahala deh elo Dis, bikin orang ketawa. Tapi beneran kok, Gadis sungguh-sungguh menyenangkan. Hehe...

Seperti biasa juga dong, dapet up date gosip selebritas terbaru ya dari Gerry yang memang kerja di industri TV. Cerita suka duka berumah tangga dan per-'Bali'-an nasional pastinya dari Ami. Nge-gosip dunia PNS dan politik ya sama Fauzan.

Hmmm... tapi tetap intinya nggak jauh dari makan enak dan nyanyi. Menyanyi menikmati drama hidup. Pilihannya nggak akan jauh-jauh dari lagu 90s, lagu putus cinta dan ngarep, atau lagu-lagu bernada tinggi yang dinyanyiin effortless sama Gerry tapi bikin Gadis tersiksa. Lagu Jepang-nya si Ami sama duet spektakuler saya dan Fauzan yang nggak berani ngambil lagu tinggi. Oh, dan lagu yang nggak boleh lewat dinyanyiin ya "too little too late"-nya Jojo... Nggak tau kenapa pasti skor-nya tinggi:)



So let me on down
'Cause time has made me strong
I'm starting to move on
I'm gonna say this now
Your chance has come and gone
And you know...

It's just too little too late
a little too wrong
And I can't wait
But you know all the right things to say (You know it's just too little too late)
You say you dream of my face
But you don't like me
You just like the chase
To be real
It doesn't matter anyway (You know it's just too little too late)



I know it will never be too late to realize that you guys are actually always around...
Oh well, we must see one another again in June, rite:)


Friday, January 20, 2012

Jika Saya adalah Sebuah Lagu


Ceritanya tulisan ini pas umur saya 24 tahun, pernah dapet juara 2 'Jika Saya adalah Sebuah Lagu' yang diadakan teman saya Retnadi a.k.a. Retno sang pemilik Halaman Moeka Publishing. Waktu itu dapat hadiah belanja buku di HM:)

Inilah cerita hidup saya. Jika saya adalah sebuah lagu, maka selama hampir seperempat abad hidup saya, kata-kata yang mengelilingi saya adalah “Good Riddance (Time of Your Life)”-nya Greenday.

Inilah hidup saya. Bahwa hidup menyediakan beragam pilihan dan bahwa saya mesti berkenan menentukannya. Memilih untuk diri saya namun di saat bersamaan sebenarnya saya juga melakukan pilihan untuk orang tua, untuk keluarga, teman-teman, lingkungan, dan bahkan takdir saya. Lantas yang manakah yang terbaik?

Inilah hidup saya. Selalu seperti itu. Selalu ada another turning point (titik balik lain) dan terkadang membuat saya terjebak di jalan yang bercabang (a fork stuck in the road) terutama ketika waktunya semakin mendekat. Sering kali saya bertanya-tanya, sebenarnya apakah hidup yang saya jalani ini memang yang saya inginkan ataukah hidup yang harus saya jalankan.

Inilah hidup saya. Terangguk lah kepala saya kala mendengar kata-kata yang membuat saya menyadari kembali apa yang saya pilih.

so make the best of this test/ and don’t ask why/
it’s not a question/ but a lesson learned in time

jadi buatlah yang terbaik dari tes ini/ dan jangan bertanya mengapa
ini bukanlah pertanyaan/ namun pelajaran pada waktunya

Inilah hidup saya. Saya memilih berusaha menjadi yang terbaik. Contohnya adalah nilai yang saya rasa selalu baik, pergaulan yang saya rasa aman, citra yang saya rasa positif, pekerjaan yang saya rasa baik. Meski terkadang tidak cukup bagi orang tua ataupun bagi keluarga karena mereka berpikir saya pasti bisa jauh lebih dari terbaik. Saya pun tetap memilih berusaha menjadi yang terbaik meski bisa jadi tidak dianggap tepat oleh teman-teman maupun lingkungan.

Inilah hidup saya dan saya akan merasa rugilah ketika saya mati-matian berpikir dan berusaha untuk menjadi yang terbaik namun melupakan kenikmatan hidup. Itu berarti hanya berusaha menjadi yang terbaik untuk orang lain namun tidak untuk diri saya.

Inilah hidup saya. Saya tidak ingin melupakan indahnya cahaya kunang-kunang yang saya lihat, wangi bunga aster yang saya cium, tajamnya kulit buah durian yang saya raba, pahitnya pare yang saya kecap, dan deburan ombak pantai yang saya dengar. Ya… tattoos of memories…, segala yang saya alami sepanjang proses menentukan pilihan-pilihan, baik yang sederhana hingga pilihan antara hidup dan mati.

Dan inilah hidup saya yang penuh pilihan. Ringan ataupun beratnya, saya lah yang harus menentukannya.

It’s something unpredictable/ but in the end it’s right
I hope you had the time of your life

Ini adalah sesuatu yang tak terduga/ namun pada akhirnya tepat
Aku berharap kau memiliki waktu dalam hidupmu

Inilah dia realitasnya. Inilah dia hal yang harus selalu dihadapi. Entah per berapa abad lagi perjalanan yang bisa saya tempuh bersama matahari. Inilah saya. Sang Pemilih yang telah memilih harus menikmati hidup.

Wednesday, January 11, 2012

yes, i know you were there

Everything around us now is dark
I know that you didn't mean to stalk
It's inevitable that time walks
But it's really hard for us to talk

I pretend not to care
But I know you were there



Tuesday, January 3, 2012

Another Leap Year to Go Through: 2012



Bad times and good times come and go. Lovely smiles, freedom shout, tears and warm laugh from 2011. My fall and my rise. And as you know, simple things happened. Families and best friends stay, but bad people went their own way. I really thank Allah for that.

Year 2011, first time I used my passport. Not bad for a beginner, I went to Malaysia, Thailand and Singapore.

I joined 26th SEA Games committee in Jakarta and watched Indonesia's soccer team in Gelora Bung Karno for the first time. I sang my national anthem there. Yeay, I'm really proud of my self.

Year 2011, it was also the first time for me to fall for someone so deeply that caused me a big hole hurt in my heart. And yes, too much at something is bad enough.

Year 2011, closest people got married. My brother Hanief, best friends: Amiko, Wiwid, Anita, Fany, Dina, Tenny, Arin, Mita. Whoaaa....really happy for them:))

Me? Failed on that point. Let's just say that 'he' wasn't meant for me, or I was stuck in friend zone, or I was misread.

But it's all about learning. Learning to accept the reality. Learning to see the truth. Learning to find the light in the darkness and be patient to reach what I really want.

That a new year is just a momentum. Just like the other ordinary day. But I do love this quote: “Don’t give up what you want most, for what you want now.”

Year 2012 is gonna be different. We've got a day more than 2011. It's a leap year again, my friend. So, let's do something better and pray more.

Monday, January 2, 2012

A Piece of Solo Trip: Semarang

Semarang...
Not much to write about
Lovely cousins, nieces and nephew

Me and Xandersen

Neylan and Piersa, lovely curly nieces

I visited Kota Lama, Lawang Sewu, enjoyed 17.000 IDR es dawet durian.

Blenduk Church, Kota Lama

Es Dawet Durian

Me at Lawang Sewu



Before going back home, my mom said that I had to go with one of my niece to Jakarta because she had never flown before. Okay, kiddo, you can count on your aunt. Hahaha...

Faya, my niece on her first flight

A Piece of Solo Trip: Magelang-Semarang

Ceritanya mau cari pengalaman manis eh berakhir deg-deg-an. Padahal ini perjalanan singkat aja kok, cuma Jogja-Magelang-Semarang yang jaraknya nggak jauh-jauh amat.

Saya naik bus eksekutif dari Jogja ke Magelang untuk bertemu Fany, teman dekat masa 'kerja' di kampus, yang sekarang menetap di Magelang karena dinas di Pemkot sana.

Di dalam bus, saya duduk bersebelahan dengan seorang laki-laki. Ngarep banget dong bakal ada pembicaraan hebat macem #Before Sunrise. Sebuah pemikiran yang sungguh geblek karena percakapan basa-basi yang awalnya asik berubah jadi menyeramkan dan mengesalkan.


Mas-mas: Mbak kan belum pernah naik bus dari Magelang ke Semarang. Saya temenin ya. Saya lagi santai kok, beneran nggak keberatan.

Saya: (panjang amat ya nawarinnya. Lalu mulai berpikir antara ingin berpetualang dengan orang baru tapi mindset udah keburu 'Jakarta' yang selalu mikir horor dan akhirnyaa....) Saya biasa sendiri kok mas, nggak apa-apa. Nanti kasih tau ancer-ancer-nya aja saya turun di mana.

Mas-mas: Nanti mbaknya nyasar lagi, kalau ada saya nanti kan bisa barengan naik bus atau travel. Nanti pas mbaknya ngobrol sama temennya ya saya kan sekalian bisa nambah temen baru juga. Ya, tapi kalau mbaknya berkenan ya.

Saya: (kenapa jadi kayak maksa dan nyeremin gini). Saya-nya nggak berkenan mas. Emang judulnya solo trip kok, jadi mau sendirian jalannya.

Mas-mas: Ya udah kalau gitu simpen nomer saya ya mbak, siapa tau nanti di Semarang butuh teman jalan.

Saya: Oh, iya.... (lalu terjadilah pertukaran nomer telepon yang sumpah sebenarnya nggak rela)

Untunglah
the one and only mall-nya Magelang ARTOS alias Armada Town Square-nya sudah nampak. Turunlah saya dari bus tanpa menoleh. Alhamdulillah...ketemu Fany...

Daaannn... jauh-jauh ke Magelang, nongkrong-nya di JCo juga. Payah... Tapi seneng beneran karena bisa bertukar kabar dan pastinya saling menyemangati. Ini yang saya selalu suka dari bertemu teman lama. Makasih Fany buat dengerin ocehan ngawur saya sore hari dan masukan-masukan berartinya.
Fany and me at JCo ARTOS

Fany pastinya antusias cerita hidupnya dia sebagai PNS di Magelang. Gimana kinerja rekan kerjanya, gimana nyinyir-nya para senior dan orang yang nggak mau kenal tapi sok-sok nge-judge. Plus, 'unik'-nya orang Magelang yang baru punya mall.
We really had fun having such conversation. Just to know that we are never alone facing those kind of cliche things.

Selepas sholat ashar, saya bergegas mencari bus ke Semarang. Entah karena didoain si mas-mas aneh tadi atau gimana, rasanya susaaahhhh banget nyari bus ke Semarang. Gerimisnya manteb pula lagi. Tapi hari itu memang malam minggu sih. Akhirnya Fany dengan susah payah nganterin saya ke terminal Magelang dong.
Thanks again to Fany and Mas Dodo, her husband.

So, here I was... Terminal Magelang, waiting for the economic bus to take me to Semarang, while raining

Ternyata, kutukan si mas-mas aneh itu belum berakhir. Setengah jam saya naik bus seharga Rp.11 ribu itu, bus-nya mogok. Saya terpaksa 'dioper' ke bus lain.

Kondektur bus ke-2: Ini bukan bus operan ya. Kalau mau naik bus ini mesti bayar lagi.
Saya: berapa bayarnya?
Kondektur bus ke-2: 10 ribu
Saya: ya elah... hayu deh (langsung duduk - nggak pake manis)

Sisa perjalanan saya pun dihabiskan dengan duduk-nggak pake manis, sambil menutup hidung (karena banyak penumpang yang merokok), kepala pusing (karena sepanjang jalan cuma ada lagu 'Alamat Palsu' dan 'Hamil 3 Bulan'), dan dzikir karena tiba-tiba nyali agak ciut... Ya Allah...agak kapok nih....