Sunday, February 5, 2012

Senin

Menjadi tawanan pikiran
Melihat banyak hal berubah
Tidak bisa berbuat apa-apa
Hanya menonton saja
Dan di saat yang sama tiba-tiba menjadi tertekan

Aku menyebutnya 'Senin'
Hari ketika mimpi dimulai
Hari ketika orang-orang bangun pagi
Hari ketika optimisme berdiri
Dan tubuh yang berjanji untuk baik-baik saja hingga akhir nanti

Aku menyebutnya 'Senin'
Hari ketika akhirnya aku malah lupa tersenyum
Hari ketika aku melihat air mata
Hari ketika banyak makian keluar dari mulut orang-orang

Aku menyebutnya 'Senin'
Ketika 'kau' memerangkapku
Ketika 'kau' mencoba menghinaku
Dan berharap mengalahkanku

Dan aku juga menyebutnya 'Senin'
Hari ketika aku menemukan bahwa aku tidak selemah itu
Hari ketika aku menyadari semua bisa baik-baik saja
Hari ketika masih kulihat senyum tulus di wajah-wajah lelah

Dan akupun berkata
Aku tidak bermasalah dengan 'Senin'
Inilah hari ketika awal dan akhir bisa terjadi bersama

4 comments:

Em said...

cakeppp.
aku reblog di blog aku yaaaah :p
btw, jgn lupa kirimin alamat lengkap iid yaah (terserah mo kantor atau rumah).

aku kirim via tiki atau sejenisnya.
besok siang insyaAllah dikirim.

ied said...

Huaaaa....terima kasih Kak Emy. Padahal last minute gitu bikinnya. Hehehe... Alamatnya aku DM di twitter ya.

dinantonia said...

I think I lost for words and am trapped in boring words, boring themes, well I guess u havent, be glad! :D

ied said...

Dinaaaaaa.... your comment reminds me of Greenday's song: Redundant. I'm just trying to deal with reality anw:))