Gara-gara mesti ngumpulin topik untuk reading course, jadilah tertunda ini ulasan soal Cha Am dan Hua Hin. Padahal, ini bagian paling favorit dari trip 9 hari saya bersama suami. Kenapa Cha Am? Karena saya dan suami pingiiinn banget pergi ke Santorini. Tapi, berhubung belum ada anggaran ke sana, jadilah ketika kami dengar kalau Thailand punya taman bertema Santorini kami semangat untuk datang. Jadi, setelah browsing sana sini soal Santorini Park dan objek di sekitarnya kami putuskan untuk menghabiskan waktu 2 malam di Hua Hin, kota yang jaraknya sekitar 20 km dari Cha Am.
How to get there?
Gampang! Naik aja van yang ada di dekat BTS Victory Monument. Kalau cuma sampai Cha Am tarifnya THB 160 dan kalau bablas sampai Hua Hin jadi THB 180. Alternatif transportasi lainnya bisa dilihat di sini. Kemarin kami memutuskan naik van karena itu yang termudah.
Day 1: Santorini Park, Camel Republic, Swiss Sheep Farm, Chat Cai and Chatsila Market
setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam, pak supir menurunkan kami tepat di Pony Valley Farm (tempat wisata juga tapi nggak tau sepi gitu) di sebrang Santorini Park. Jadi, kami harus nyebrang jalan yang ternyata highway lagi; dan yang ini lebih gede dari highway di Melaka waktu itu. Kincir raksasa yang terpampang di pintu depan atraksi wisata ini langsung bikin kami semangat foto-foto. Terlebih, saat itu matahari tidak seterik cerita orang-orang, bahkan cenderung mendung. Alhamdulillah....
Santorini Park rasa mendung |
Setelah membeli tiket masuk sebesar THB 150 (termasuk tiket masuk Camel Republic yang jaraknya 2 km dari Santorini Park), kami pun masuk. Trus gimana kesannya? Aku agak kecewa kakak..... Kenapa? Soalnya ternyata lagi-lagi kami dapat lokasi wisata yang sedang direnovasi.
Btw, Santorini Park ini lokasi wisata apaan sih? Jadi, sebenarnya, isinya adalah jajaran toko yang didesain menempati keliling tempat wisata. Walau isinya toko-toko, tapi banyak spot foto bagus yang bikin kita tiap melangkah akan berhenti-berhenti dulu. Jadi, bisa sih kalau iseng sampai 2 jam-an di tempat ini. Tapi saran kami sih, nggak usah terlalu lama. Ada lokasi wisata lain yang lebih menarik.
Btw, Santorini Park ini lokasi wisata apaan sih? Jadi, sebenarnya, isinya adalah jajaran toko yang didesain menempati keliling tempat wisata. Walau isinya toko-toko, tapi banyak spot foto bagus yang bikin kita tiap melangkah akan berhenti-berhenti dulu. Jadi, bisa sih kalau iseng sampai 2 jam-an di tempat ini. Tapi saran kami sih, nggak usah terlalu lama. Ada lokasi wisata lain yang lebih menarik.
Yeay dapet juga tiketnya |
Lucu kan spot-nya |
Seru foto-foto plus mampir ke toko GTH (buat yang suka film thai pasti tau) |
Setelah puas foto-foto, kami melanjutkan perjalanan ke lokasi kedua yaitu Camel Republic. Gimana ke sananya? Jalan kaki aja dong. Lokasi Camel Republic ini di sisi sebrang Santorini Park, jadi jangan lupa menyebrang lagi. Dan, lumayan capek juga berjalan 2 km di tengah hari bolong. Review Camel Republic gimana? Konsepnya agak tanggung juga, tapi kalau suka liat dan kasih makan binatang... boleh lah. Arsitekturnya juga lucu ala ala Timur Tengah.
Camel tapi ada dombanya. Hihi... Kece toiletnya jadi saya selfie |
Kami cuma sebentar saja ke Camel Republic karena sudah kelaperan dan belum menemukan makanan halal dan tempat sholat. Jadi...kami langsung berencana 'ngebut' ke lokasi wisata berikutnya yaitu Swiss Sheep Farm lalu buru-buru ke kota Hua Hin dan mencari tempat sholat. Jarak 1 km dari Camel Republic ke Swiss Sheep Farm kami tempuh lagi dengan berjalan kaki. Ternyata, di sebrang Swiss Sheep Farm ada makanan halal sehingga kami mampir sebentar ke sana. Sayangnya, penampakannya kurang menyenangkan sehingga kami makan benar-benar hanya mengganjal perut dan minum banyak air serta mampir ke rest area di sebelahnya untuk beli mangga muda yang ternyata maniiisss dan segar.
Selesai mengganjal perut, kami menyebrang ke Swiss Sheep Farm. Daaaannnn.... langsung sukaaaa.... Swiss Sheep Farm ini akhirnya jadi lokasi terfavorit kami di Cha Am. Meski tempatnya tidak terlalu luas, tapi konsepnya jelas dan indah. Siang itu juga, amazingly sejuk, jadi bahagia beneuurr.... Jadilah kami foto-foto lebay. Oia, untuk masuk ke sini, kami bayar tiket THB 120 per orang termasuk tiket kasih makan domba-domba lucu. Ini dia foto-fotonya.
Nuansa peternakan modern lengkap dengan dekor ala Halloween |
Gimana nggak tiap liat objek foto coba kalo lucu gini? |
Kan lucu kan bisa kasih minum domba sembari foto-foto lagi |
Bagus-bagus kan? Tapi, target kami keluar dari tempat itu pukul 15:45 padahal kami tiba pukul 14:50. Kenapa? Karena bus terakhir ke Hua Hin adanya pukul 16:00. Sedih sih, karena kelamaan di Santorini jadi kurang puas di Swiss Sheep Farm, tapi daripada kami nggak bisa ke Hua Hin kan.
Sekitar pukul 15:45 kami keluar Swiss Sheep Farm daaannn.... nggak dapet bus aja gitu. Memang busnya jarang-jarang lewatnya. Akhirnya, suami saya lambai-lambai tangan dan alhamdulillah ada van yang berhenti dan mau mengangkut kami sampai ke jalan penginapan di Hua Hin dengan tarif THB 50 per orang.
Sampai di Hua Hin, kami beberes. Kami menginap di Baan Taweesuk Guest House. Lokasinya memang masuk gang, tapi strategis karena dekat dengan Pasar Malam Chat Cai dan Chatsila Market. Tinggal nyebrang jalan besar dan keriaan sudah nampak. Jadi, setelah kami sholat, mandi dan beberes... karena lapaarrr yang sudah tidak bisa ditahan, setelah maghrib kami langsung jalan kaki ke pasar malam.
Di ujung pasar malam ini, tepatnya di Soi 72, ada 2 tempat makan halal, tapi tutup sekitar pukul 20:00. Di sana kami pesan tom yum dan telur dadar, lengkap dengan nasi putih tentunya. Sudah pasti ludes karena dari siang belum makan beneran. Oh iya, kalau makan di Hua Hin pesen telur dadar ya... enak bangeettt, beneran deh... apalagi makan pake nasi sama tom yum itu udah paling bener buat perut orang Indonesia.
Tinggal pilih mau ke Chat Cai yang di pinggir jalan dulu atau masuk ke Chatsila market yang ada di lorong-lorong jalan |
Puas makan, alhamdulillah, kami lanjut jalan-jalan mengelilingi pasar malam dan beli jajanan yang semacem wajib dibeli pas ke Thailand entah di bagian Thailand manapun kita berkunjung. Iya, kami beli coconut ice cream dan mango sticky rice. Ih enak banget beli di sini, mungkin karena penampakannya bersih jadi saya langsung seneng. Hehe... Yak, jadi begitulah... kami pun menutup malam dengan jajanan manis. Berharap hari esok jauh lebih manis. Tsaaahhhh....
Day 2: Masjid Darul Muhayireen, Plearn Wan Market, Cicada Market
Keesokan harinya kami pindah penginapan? Kenapa? Entahlah kenapa yang jelas itu keputusan buruk untuk menginap di Giulietta e Romeo. Jauuuhhh dari mana-mana walau lokasinya di pinggir jalan. Sepertinya waktu itu kami kepikiran mungkin akan asik ketemu orang Italia. Eh nyatanya dooohhh pengalaman nggak enak nih karena ternyata penginapan ini semacem niat nggak niat bukanya. Jadi, ceritanya ini adalah penginapan yang menyatu dengan restoran pizza dan masakan Italia. Memang yang punya penginapan jago bahasa Inggris dibanding orang lokal tapi soal pelayanan, well...kayak penginapan belum jadi. Payah. Kami harus pindah-pindah kamar dan petugasnya tidak ada yang stand by ketika kami butuh bantuan. Oh dan di hari check out, akhirnya kami tinggalkan saja kunci kamar tergantung begitu saja. Beneran, gak ada orang cyiin. Kacau.
Untunglah dari kapan tau kepikiran untuk sewa motor sehingga kami leluasa untuk bepergian kemana-mana jadi bisa menghibur kami yang terlanjur kecewa dengan penginapannya. Oia, coba cek di sini kalau mau sewa kendaraan. Emailnya juga aktif dan responsif pengelolanya. Dengan biaya sewa sebesar THB 200 untuk 24 jam (iya kalau sewa jam 10 pagi, kembalikan jam 10 pagi esok harinya) dan uang deposit THB 1000 kami memilih Honda Scoopy warna hitam lengkap dengan pinjaman 2 buah helm.
Kebetulan hari itu adalah hari Jumat (walaupun musafir ya tetap pingin ngerasain jumatan di negara lain), motor yang kami sewa sangatttt berguna. Kenapa? Ini karena saat kami sarapan nasi goreng di warung halal (di Soi 72 tepat di depan lokasi makan tom yum semalam), pemiliknya bilang kalau masjid hanya ada di Cha Am (what? balik lagi gitu sekitar 25 kilometer). Ya sudahlah... dicoba saja. Toh ini esensi perjalanan kan: mencari kedamaian dan kebahagiaan. Dan kami bahagia mencari masjid, hehehe...
Selepas segala urusan drama penginapan selesai kami baru bisa berangkat dari Hua Hin sekitar pukul 11:50 (apakabar sholat jumat baru jalan jam segitu). Rasanya campur-campur. Kesel, pengen marah-marah karena rencana nggak berjalan sebagaimana mestinya. Tapi suami menenangkan bahwa yang penting kita sudah berusaha yang terbaik, tinggal apakah rejekinya atau bukan untuk bisa ketemu jamaah sholat jumat. So, melaju lah kami di highway dengan kecepatan tinggi. Ini bukan karena niat, tapi karena suami kebawa suasana kencang kendaraan yang melintas highway dan jadi ngeri sendiri ketabrak kalau kami terlalu lamban, plus....ternyata SPEEDOMETERNYA MATI. Ya udahlah hajar aja jadinya.
Alhamdulillah dengan panduan googlemaps kami bisa sampai di sana sekitar pukul 12:45. Lelah saya. Hehehe... Oia, ancer-ancer masjid ini kalau dari arah Hua Hin adalah di sisi kiri dan setelah melewati Hotel Dusit Thani (ini ada di kanan dan besar) ada pom bensin (di kiri) langsung berbelok masuk ke jalan setelah melewati pom bensin dan ikuti saja jalan hingga ketemu masjid. Rasanya seperti tiba di negeri antah berantah karena lokasi masjid yang ada lumayan jauh di dalam.
Syukur alhamdulillah lagi, ternyata jumatan mulai pukul 13:00 sehingga suami bisa ikutan sementara saya santai dulu duduk di warung menunggu giliran sholat. Ahhh... benar-benar pengalaman yang bikin dag dig dug lah kejar-kejaran waktu sholat di highway dan suami planga plongo juga dengerin kutbah bahasa Thai dimana dia cuma paham arti Assalamualaikum, Allah swt dan Rasulullah saw. Hehehe... Tapi emang ya, saya dan suami suka lihat-lihat masjid kalau lagi jalan-jalan, karena selalu dapat pelajaran jadi girang-girang aja. Seperti contohnya, kami jadi bisa diajak ngobrol sama imam masjid yang ternyata jago bahasa Inggris, Melayu, dan Thai. Kami jadi bisa belajar bahwa 'hidup itu harus berguna'. Percuma punya ilmu jika tidak diamalkan. Yak, dan kami pun masih proses belajar, begitulah sodara-sodara.
Penampakan masjid dan kami yang kusam abis; berbekalkan googlemaps dan scooter sewaan |
Lepas jumatan kami puter balik lagi dong ke arah Hua Hin. Kali ini hujan turun lumayan deras mengiringi jalan kami mengunjungi Plearn Wan Market. Ini sebenernya (lagi-lagi) jejeran toko bertema eco village. Kami cuma beli es fanta aja dan liat-liat karena lokasinya juga tidak terlalu luas tapi bagus banget dengan rumput sintetis yang menghiasi halamannya.
hijau dan basah |
Setelah hujan selesai kami bergegas kembali lagi ke Soi 72 (iyaaa demen banget balik ke sini) karena kami kepingin makan snack siang semodel martabak dan roti canai. Udah makan itu saja tanpa nasi dan pesannya kebanyakan sampai harus bungkus-bungkus. Enak bangettt... Dan niatnya setelah itu beberes di penginapan sebentar untuk kemudian main ke Cicada Market yang sudah diincar-incar dari jauh-jauh hari.
Makan Siang Kalap! |
Malam hari tiba.... Waktunya pasar malam lagi... Dan seperti kebanyakan pasar malam besar di Thailand, Cicada ini juga cuma buka di akhir pekan (Jumat-Minggu). Jujur, ini adalah pasar malam paling mengesankan yang pernah saya kunjungi karena rapih, bersih, indah, dan bernuansa. Ya pokoknya ini pasar malam bisa bikin kita senyam senyum karena banyak hal-hal cantik di sini, baik suasana maupun barang-barangnya. Ada live music juga ya walaupun kami nggak ikutan karena harus bayar lagi. Tapi mayan lah kedengeran lagu-lagunya dari luar.
Disambut pemandangan ini di pelataran masuk weekend market |
Stand-stand kreatif |
Lucu-lucu ya |
Saya beli sepatu lukis ini yang udah diincer dari jauh-jauh hari |
Untuk makan gimana? Di Cicada nya agak ragu ada makanan halal jadi kami cuma tengak tengok aja. Tapi jangan khawatir. Kalau kita keluar dari Cicada market, ada semacam 'pasar tambahan'; penampakan awalnya sih kirain "Oh, ini pedagang yang biasa aja bukan produk kreatif kali ya". Naahhhh.... susuri aja pasar itu. Namanya Tamarind Market, sama juga bukanya hanya weekend. Di Tamarind ini ada 4 halal stand (snack friend chicken, teh tarik, makanan thai, dan makanan melayu). Belanja lah makanan di sini, enak-enak juga kok dan yang penting ayem hatinya.
Makanan halal di Tamarin market |
Hmmm... menyenangkanlah ya menghabiskan weekend di Cicada Market ini dan kalau mau dapat gambar lebih ciamik enaknya datang dari sore deh.
Selesai kami jalan-jalan dan dapat jajanan plus belanjaan, kami kembali ke penginapan. Agak ragu juga harus parkir di mana motor sewaannya. Ternyata kata pemilik penginapan, motor bisa ditaro saja di jalanan asal tidak mengganggu. Beneran lho ini, panik ngebayangin gimana kalo di Indonesia motor meleng dikit aja bisa dicuri kan. Akhirnya ya udahlah ya, sambil baca-baca doa semoga itu motor aman-aman aja diparkir di jalanan.
Parkiran begini aja gak ada yang jaga. Hiks... worry aku. Gambar diambil pas sore hari |
Day 3: Hua Hin Station and Khao Takiab Temple
Esok harinya, yaaaaa.... kami harus kembali lagi ke Bangkok. Kembali lagi ke sibuknya ibukota. Jadiiii... sebelum kami ikut kebawa hectic, kami bangun pagi-pagi mau nyari pantai. Sedih dong ah udah ke Hua Hin masak nggak mantai kitah.... Sama satu lagi... mau punya foto di stasiun Hua Hin yang nyeni itu.
Stasiun Hua Hin; bisa lho ke Bangkok dari sini juga naik kereta |
Penampakan depan |
Jadilah selesai mandi pagi masih pake baju-baju anget gitu suami melajukan motor ke arah Khao Takiab Temple. Jadi ini adalah temple yang letaknya di tepi pantai. Kami nggak masuk sih menikmati pemandangannya aja. Abisan, saya males maen-maen sama monyet gitu kalo masuk. Hehe... penakut.
Khao Takiab Temple. Cantik yaaa.... |
Setelah kejadian itu, kami jadi ngerasa mesti pelan-pelan dan nggak usah ngoyo, nggak usah rusuh, se-kekejarnya aja yang penting udah usaha on time di perjalanan. Seperti di Hua Hin ini, sebenarnya banyak lokasi yang masih ingin kami kunjungi tapi waktunya nggak cukup. Masih pengen tau Sam Roi Yot National Park atau ke Wat Huay Mongkol dan melakukan banyak kegiatan lagi di sana. Ah, next time maybe ya suami...
Udah deh jadinya itu saja 3 hari 2 malam di Cha Am dan Hua Hin... selesai makan, kembali ke penginapan, beberes lagi, kembaliin motor sewaan (jangan lupa minta balik uang THB 1000 nya), trus langsung naik van yang ada dekat lokasi penyewaan motor.
And.....Bangkok... we're back!
4 comments:
halo.... itu sewa motornya harus ambil sendiri apa bisa di antar?? kalo balikin diambil apa di antar? terima kasih
Hallo Wilona, sorry lama nggak buka blog. Kemarin kita sewa dan balikinnya sendiri. Nggak sempet nanya boleh diantar nggak. Tapi coba komunikasi via email sm yg sewain :)
Hai, makasih banget lho, blognya detail bgt. berguna buat kami yang belom pernah ke daerah hua hin. Aku mau tanya, kalo pantai di hua hin bagus ga sih? Thanks ya
Hallo @aldrina septarina... makasih sudah mampir... Maaf banget saya baru buka blog lagi. Kalau pantai sebenarnya Indonesia lebih juara. Kalau Hua Hin menurut saya bagusnya memang wisata kotanya. Untuk pantai so so aja :)
Post a Comment