Friday, January 20, 2012

Jika Saya adalah Sebuah Lagu


Ceritanya tulisan ini pas umur saya 24 tahun, pernah dapet juara 2 'Jika Saya adalah Sebuah Lagu' yang diadakan teman saya Retnadi a.k.a. Retno sang pemilik Halaman Moeka Publishing. Waktu itu dapat hadiah belanja buku di HM:)

Inilah cerita hidup saya. Jika saya adalah sebuah lagu, maka selama hampir seperempat abad hidup saya, kata-kata yang mengelilingi saya adalah “Good Riddance (Time of Your Life)”-nya Greenday.

Inilah hidup saya. Bahwa hidup menyediakan beragam pilihan dan bahwa saya mesti berkenan menentukannya. Memilih untuk diri saya namun di saat bersamaan sebenarnya saya juga melakukan pilihan untuk orang tua, untuk keluarga, teman-teman, lingkungan, dan bahkan takdir saya. Lantas yang manakah yang terbaik?

Inilah hidup saya. Selalu seperti itu. Selalu ada another turning point (titik balik lain) dan terkadang membuat saya terjebak di jalan yang bercabang (a fork stuck in the road) terutama ketika waktunya semakin mendekat. Sering kali saya bertanya-tanya, sebenarnya apakah hidup yang saya jalani ini memang yang saya inginkan ataukah hidup yang harus saya jalankan.

Inilah hidup saya. Terangguk lah kepala saya kala mendengar kata-kata yang membuat saya menyadari kembali apa yang saya pilih.

so make the best of this test/ and don’t ask why/
it’s not a question/ but a lesson learned in time

jadi buatlah yang terbaik dari tes ini/ dan jangan bertanya mengapa
ini bukanlah pertanyaan/ namun pelajaran pada waktunya

Inilah hidup saya. Saya memilih berusaha menjadi yang terbaik. Contohnya adalah nilai yang saya rasa selalu baik, pergaulan yang saya rasa aman, citra yang saya rasa positif, pekerjaan yang saya rasa baik. Meski terkadang tidak cukup bagi orang tua ataupun bagi keluarga karena mereka berpikir saya pasti bisa jauh lebih dari terbaik. Saya pun tetap memilih berusaha menjadi yang terbaik meski bisa jadi tidak dianggap tepat oleh teman-teman maupun lingkungan.

Inilah hidup saya dan saya akan merasa rugilah ketika saya mati-matian berpikir dan berusaha untuk menjadi yang terbaik namun melupakan kenikmatan hidup. Itu berarti hanya berusaha menjadi yang terbaik untuk orang lain namun tidak untuk diri saya.

Inilah hidup saya. Saya tidak ingin melupakan indahnya cahaya kunang-kunang yang saya lihat, wangi bunga aster yang saya cium, tajamnya kulit buah durian yang saya raba, pahitnya pare yang saya kecap, dan deburan ombak pantai yang saya dengar. Ya… tattoos of memories…, segala yang saya alami sepanjang proses menentukan pilihan-pilihan, baik yang sederhana hingga pilihan antara hidup dan mati.

Dan inilah hidup saya yang penuh pilihan. Ringan ataupun beratnya, saya lah yang harus menentukannya.

It’s something unpredictable/ but in the end it’s right
I hope you had the time of your life

Ini adalah sesuatu yang tak terduga/ namun pada akhirnya tepat
Aku berharap kau memiliki waktu dalam hidupmu

Inilah dia realitasnya. Inilah dia hal yang harus selalu dihadapi. Entah per berapa abad lagi perjalanan yang bisa saya tempuh bersama matahari. Inilah saya. Sang Pemilih yang telah memilih harus menikmati hidup.

No comments: