Memandangi Masjid Nabawi sampai hilang dari pandangan. Tapi, hanya sekitar 15 menit kemudian harus siap dengan tempat berikutnya. Miqat Bir Ali. Rameeee... dan mulai nampaklah rombongan-rombongan bangsa lain yang juga mengambil miqat di sini. Beberapa bawa bendera rombongan. Semarak lihatnya:). Nah, setelah kami sholat 2 rokaat, lalu mulailah niat dilafalkan: Labaika umratan...
Bir Ali |
Mbak Sita: Duta Anti Rokok di Bir Ali :p |
Perjalanan dilanjutkan. Saya mulai mellow sekaligus ngantuk, jadi kalau pas nggak mengucapkan labaik allahuma labaik... saya hampir selalu diam di sepanjang perjalanan yang berakhir pada peristiwa ketiduran pastinya. Istirahat juga hanya sekali untuk menjama' sholat magrib dan isya.
Baru hampir tengah malam bus memasuki Mekah, setelah menempuh lebih dari 6 jam perjalanan. Kebayang aja hijrahnya Rasulullah yang jauuuuhhh dan nggak mungkin pake bus AC kan waktu itu. Kirain mah Madinah-Mekah tinggal ngesot, nggak taunya bikin beberapa kali bangun-tidur-bangun lagi-tidur lagi plus ngigo-ngigo pelan labaik allahuma labaik...
Setibanya di Mekah kami meletakkan barang-barang di kamar. Kali ini dapet lantai 14 aja maakk... Eh tapi gapapa, nengok ke jendela, pemandangannya udah pelataran Masjidil Haram aja. Haseeeekkk... Bersih-bersih dikit, ambil wudhu dan siap kumpul di lobby hotel untuk bersama-sama melakukan ibadah umroh.
Midnight! Touch down Masjidil Haram! Rencananya mau masuk lewat pintu Babussalam biar bisa baca doa yang udah dihapal-hapal dari Jakarta. Nggak taunya pintunya sedang masuk area renovasi. Jadi, ya... seinget saya sih kemarin itu masuknya lewat Gate 5. Lihat ka'bah, langsung baca kebetan doa. Trus langsung lanjut thawaf 7 putaran.
Gate 1 Masjidil Haram |
Begitu mulai thawaf, lihat ka'bah, apa ya? Malah speechless, bingung sendiri. Campur-campur perasaannya. Antara senang sama haru. Senyum tapi netes air matanya. Masih nggak percaya bisa sampai sana. Merekam dulu bentuknya di otak, sampe beneran bingung setelah membaca bismillahi allahu akbar, terus apa lagi? Eyabodo norak, namanya juga premier.
Finally, Your Home... |
Nah, lalu... mulai pelan-pelan ngerti yang mana maqam ibrahim, yang mana hijr ismail, yang mana rukun yamani, trus mulai ngintip-ngintip hajar aswad.
Sempet kesel waktu itu sama sodara se-endonesia tercinta yang bikin emosi. Kenapa coba? Yah, namanya baru pertama, pasti muka masih polos kan, langsung aja gitu saya dan roommate didekati oleh joki hajar aswad "Mau dibantu cium?". Lha, ini saya sama si roommate lagi komat-komit doa mulai nemu nikmatnya thawaf. Belum juga jawab apa-apa, tiba-tiba itu serombongan laki-laki dengan nggak sopannya pegang bahu saya dan roommate saya.
Lha, ini gimana lagi sih maksudnya? Ibadah kok pake pegang-pegang gitu? Saya tepis lah tangan mereka sambil marah bilang: "Nggak usah!" Tau apa jawaban mereka: "Ibu tidak mau cium, berarti ibu tidak yakin dengan kekuasaan Allah." Eh, sarap bener dah itu orang-orang. Berasa suci, padahal ngambek nggak dapet duit tuh. Hih!
Ok, enough soal thawafnya. Selesai putaran ke-7 kami lalu sholat 2 rokaat di belakang maqam Ibrahim. Rokaat pertama baca al-kafirun dan rokaat kedua baca al-ikhlas. Setelah itu, jamaah kumpul lagi, istirahat minum air zamzam lalu lanjut sai atau melintasi safa dan marwa. Lintasannya nggak terlalu panjang tapi karena 7x lumayan juga. Fisik memang harus kuat ternyata. Nah, setelah selesai, maka tahalul alias potong rambut. Alhamdulillah, umrohnya selesai. Tinggal menyempurnakan dengan thawaf sunnah dan perbanyak ibadah di masjidil haram, dimana sholat di situ keutamaannya 100ribu kali sholat di masjid lain (kalo di masjid nabawi 1000 kali masjid lain).
No comments:
Post a Comment