Tiap perjalanan punya
tantangan dan kemudahannya masing-masing. Rute bisa nyontek, kenyataan di
lapangan, sangat mungkin beda jauh.
4 kota 2 provinsi
Shenzhen dan Shao Guan di Provinsi Guangdong lalu Guilin dan
Yangshou di Provinsi Guangxi. Kalau orang lokal melafalkan, yang terdengar di
telinga saya itu: sencen, shakwan, kuiling, dan yongshwa
Shenzhen:
Borobudur, Stonehenge, Taj Mahal, US, Holland, Niagara Falls, Egypt |
Shao Guan:
Dari Shenzhen, kami menempuh
sekitar 5 jam perjalanan dengan kereta senilai 86 yuan. Lama banget itu kereta
jalannya. Menjelang malam hari, akhirnya kami tiba di Shao Guan Dong. Tujuan
utama kami: Danxia Mountain!
Ternyata oh ternyata, harus menempuh 48 km lagi
hingga tiba di Danxia dari stasiun Shao Guan. Untung, orang yang kami tanya
mengerti maksud kami walaupun tetep ya, pake BAHASA TUBUH. Diiringi hujan
rintik-rintik, dengan tas gembolan yang lumayan spektakuler ini, kami naik bus
terakhir seharga 16 yuan ke Danxia. Iya, kayaknya sih bus terakhir, orang
terminalnya udah sepi banget. Turun di kawasan Danxia, hidup belum aman.
Penginapannya belum ketemu. Alhamdulillah, penduduk situ mau bantuin telpon ke
penginapan, jadinya, kami dijemput oleh pemilik penginapan. Dan saya sadar,
payung saya dari zaman kuliah ketinggalan aja dong di bus.
Keesokan harinya, dimulailah
perjalanan di Danxia Mountain.
Bercandaan saya dan Shima:
Gunung Jorok, soalnya isinya: male stone, double breast, female stone. Tapi,
karena pemandangannya subhanallah bagus banget, kami terpana aja dong. Nah, untuk
masuk kawasan wisata ini, beli tiket 100 yuan, trus naik boat mengarungi sungai
seharga 90 yuan, kalau mau naik cable car 60 yuan (bolak-balik).
Nih gunung jorok. Kiri bawah: double breast, tengah bawah: female stone, kanan bawah: male stone |
Hari berikutnya, sambil
menunggu kereta malam ke Guilin, kami jalan-jalan di kota Shao Guan. Tas kami
titip di stasiun dan dengan isengnya mencari-cari pasar. Pertama pasar
tradisional. Ternyata banyak mooncake di kota ini. Oh iya, akhirnya saya beli payung
baru. Horeeee... Lalu setelah itu, kami berjalan-jalan di tempat yang
bernuansa lebih modern. Lupa, namanya apa. Hehe...
Lucunya, di tempat ini, kami
dengan pakaian kami menarik perhatian banyak orang. Kata Shima, kalau Mulan
Jameela ada di tempat ini maka nggak akan menarik perhatian karena rata-rata
perempuan di tempat ini: putih, seksi, gaya, dengan sepatu hak tinggi. Si Mulan
banget kan. Nah, lihatlah gaya kami. Iya, gimana nggak diomongin? Saya sih cuma
mikir: oh, gini toh rasanya jadi pusat perhatian:D
Guilin – Yang Shuo
Setelah Danxia Mountain,
wisata alam berikutnya adalah Guilin. Katanya sih, belum ke China kalau belum
ke sini. Jadi kami
menempuh perjalanan semalaman dengan kereta seharga 92 yuan (dengan dudulnya
lagi kami nggak tau jadwal kereta jadilah rugi semalam). Rencana awal setelah
telat sehari: titip tas di stasiun, explore Guilin, ambil kereta malam kembali
ke Shenzhen. Realisasi: ketemu seorang petugas pusat
informasi-yang-ternyata-kemungkinan-adalah-orang-marketing-nyebelin dan dengan
kalimat cihuynya membuat kami menginap semalam di Guilin dan balik ke Shenzhen
pagi-pagi dengan bus seharga 240 yuan (mahal bo’).
Untung kami menginap di Ming Palace
International Youth Hostel ini yang murah tapi bagus dan banyak bulenya (penting) dan di tempat ini bertemu
dengan 2 teman baik hati: Anita dan Louis. Pengalaman menyenangkan pun dimulai...
Setelah naik bus sekitar 1 jam, kami tiba di Yang Shuo dan ikut bamboo boat tour sepanjang Li River seharga 180 yuan (termasuk harga bus ke Yang Shuo). Oh iya, Guilin dan sekitarnya lagi kencang angin gunungnya. Sampe oleng,
jalan di tengah kota.
No comments:
Post a Comment