Monday, July 4, 2011
Kembali Klise
Episode mikir lagi:
Obrolan pagi hari bersama Mbak Anno di kantor yang lagi agak-agak sepi kerjaan, pasca HUT Kota Jakarta. Lucu juga bicara tentang hidup dan bagaimana orang-orang bereaksi terhadap suatu peristiwa.
Buat orang yang pola pikirnya agak ribet dan kadang dramatis model saya, mungkin kalau menganalisa sesuatu bisa lamaaaaaa banget. Nggak jelas dapet ilham dari mana tiba-tiba jadi terlalu kreatif melihat masalah:
Helicopter view.
Nge-cek dari segala sudut pandang.
Empati berlebih.
Efeknya: bisa sangat paham bagaimana berada di posisi orang lain. Tapi, kan orang lain nggak melakukan hal yang sama terhadap saya sehingga kadang-kadang berakibat: STRES.
Dengan makin mendalami suatu masalah, muncul sisi-sisi filosofis. Nah, itu penyelaman jiwa yang bikin seseorang makin kaya. Lucunya, kadang-kadang tanpa disadari kita akhirnya kembali pada rangkaian kata-kata yang sifatnya klise setelah berjuang melewati sekian fase pemikiran:
Misalnya berdoa:
Ya Allah, limpahkan kesabaran yang besar bagi kami untuk menghadapi masalah ini (klise, tapi emang dibutuhkan sangat, karena sabar itu ternyata beraaaatttttt)
atau bilang gini:
Gw bingung mesti gimana ya? Kayaknya 'let it flow aja deh' (klise, tapi manusia kan nggak bisa mengelak dari takdir)
Yang paling powerful sih ini:
Time will heal (padahal ini relatif juga, tergantung otak sama hati bisa sinkron atau nggak. Tapi bener sih kalau waktu itu membiasakan)
Nah, sampai lah ke kata-kata yang nggak ngerti gimana, bikin saya sama Mbak Anno ini sepakat nggak terlalu suka. Karena paham kami: sembuh itu nggak bisa dipaksakan; beres itu juga nggak bisa dipaksakan.
"Kalau lagi ada masalah, mau jatuh ya jatuh aja. Down, drowning, whatever ya biarin aja". Biarkan jiwa mencari fitrahnya dan kembali kepada yang seharusnya. Kira-kira begitu. Maka, otomatis kalimat klise macem "Everything's gonna be okay" jadi susah buat diterima karena 'okay' itu tak terdefinisi sama bagi tiap orang.
Tapi siapa yang ingin berlarut-larut dalam masalah? That's why we take time, take a deep breath and try to fix all the mess:)
Mmm... kalo klise lainnya apa lagi ya?
Label:
analogi,
note to myself,
teman-teman
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 comments:
and many more mbak_iid.....:D
naive words...cos people like to see wat they want to see...
ahahahhaha...*insanity
A bit dangerous to have just a little left of sanity. Hehe... But, at least we know where we stand. Masih bersyukur badannya sehat:)
gue sukaa ni setiap pembicaraan yang berbau klise, tp sbenernya filosofis hidup itu emang sesederhana itu, manusia nya (baca:gadis) aja yang ribet..for instance, smakin terbayang2 sm bayangan ngepet si mantan..bikin elu tersiksa, kenapa? karena elo kabur dari bayang2 itu..coba kalo lo nikmatin, pada saatnya, dia akn pergi sendiri khan?! iya gak?!-->berharap ini smua akan segera berlalu..hehehe..;p
Gadis... bagian yang ini
"coba kalo lo nikmatin, pada saatnya, dia akn pergi sendiri khan"
klise yang terbukti ampuh nggak? Huahahaha... Mau nyoba dong:P
Tapi memang sih, 'Sederhana itu Bersahaja'. Hehehe. Kayak slogan kota apa gitu:)
Helicopter view.
Nge-cek dari segala sudut pandang.
Empati berlebih.
Efeknya: bisa sangat paham bagaimana berada di posisi orang lain. Tapi, kan orang lain nggak melakukan hal yang sama terhadap saya sehingga kadang-kadang berakibat: STRES.
Dengan makin mendalami suatu masalah, muncul sisi-sisi filosofis. Nah, itu penyelaman jiwa yang bikin seseorang makin kaya. Lucunya, kadang-kadang tanpa disadari kita akhirnya kembali pada rangkaian kata-kata yang sifatnya klise setelah berjuang melewati sekian fase pemikiran
>> bner bgt. makanya kadang2 gw suka cape kebanyakan mikir. :d
Kalau berkaitan sama takdir, memang katanya nggak usah terlalu pintar atau terlalu kritis. Berpikir sederhana aja biar jiwa kita tenang. Dan gw sedang belajar untuk hal yang 1 ini:)
Post a Comment