Mr. Lempeng

Belum pernah nulis soal Mr. Ied. Hehe... Ini dia. My husband is actually a social butterfly. Awal saya tertarik padanya karena dia bisa dengan mudah mengajak bicara saya, si orang asing. Padahal lokasinya juga asing. Pertemuan yang tidak sengaja. Pertemuan yang sampai sekarang saya yakin sudah diatur-Nya. Berawal dari batalnya bos saya kondangan ke rekan kantor (yang dapat istri orang Trenggalek) dan saya menggantikannya, kemudian bertemu dia (yang sebenarnya nyaris gagal pergi ke Trenggalek) di pernikahan sahabatnya (yang ternyata teman kantor saya ini). Puyeng dah bacanya :D

Berinteraksi dengannnya, saya jadi cerewet cerita ini itu padahal baru pertama kali ketemu. Ketika akhirnya jadi berteman dan makin akrab, walaupun kami nggak selalu barengan tapi ngobrol jalan terus. Saya pun sadar, orang kayak gini temennya pasti banyak. Dan bener kan, circle of friends nya macem-macem. Kadang suka bikin minder apalagi liat temennya yang cantik-cantik. Ih, pede gw lari kemana sih?

Sebelum menikah kami memang nggak pernah bilang suka, sayang, kangen, atau semua ucapan romantis macem itu lah. Hubungan mengalir begitu saja selama 7 bulan. Semacem alirannya tuh mesti gitu. Nggak ada pacaran bukan berarti nggak ada halangan. Tapi alhamdulillah, kok semua ketemu jalan terangnya ketika saya bicara dengannya.

Dua-duanya bawel padahal baru pertama ketemu. Trus difoto diem-diem sama temen. But at that time I realized that the bell in my head was finally ringing when I talked to him :)

Nah, karena memang karakter hubungan kami yang lempeng itulah saya seringnya dalam hati (eh di path juga deh) manggil dia 'si lempeng' atau 'si judes'. Bukan maksud jahat, tapi justru ekspresi lempeng dan judes itu yang sering bikin saya kangen kalau sedang tidak bersamanya. Tapi bukan berarti mau dijudesin terus setiap saat. Ah, belibet deh gw.

One of his 'judes' looks. Hahahaha....

Pokoknya karena karakter hubungan yang kayak gini, saya jadi sering banget malu kalo memuji dan dipuji. Mikir sejuta kali buat bilang kangen. Cuma berani manggil 'sayang' pas pagi hari buat ngebangunin dia (berharap dia nggak denger karena masih belum sadar). Deg-degan dan saya belum pernah bilang 'I love you' aja dong. Hahahaha.... aneh ya? Tapi itu yang saya suka dari hubungan kami: kadang-kadang macem anak sekolahan! Malu-malu :D

Seriiiiinnnggg banget saya yang sentimental dan dramatis (serta gampang BT dan suka ngeluh ini) mencoba (walaupun pasti malu setengah mati) melontarkan kata-kata manis. Responnya? Ya lempeng gitu. Pasti dibelokannya ke hal lain. Failed banget lu ied! Hahahaha... Kata-kata andalannya pasti: "oh gt" atau dibales pake "siiip". Kadang suka nge-drop abis itu. Ya tapi, ya tapi emang modelnya doi begitu sih. 

Yang lucu, karena dia lahir dan besar di Mataram, sehari-hari dia menyebut dirinya dengan 'saya' karena kalau pake 'aku' macem orang sombong aja katanya. Eh tapi kalau dia kirim teks dia membahasakan diri dengan 'aku'. Sumpah, saya jadi gemes bangetttt pengen meng-'aku' kan lisannya juga. Hahahaha....

Tapi, nggak mau minta macem-macem sama Allah. Bersyukur banget akhirnya ketemu sama yang satu ini. Romantisnya beda. Nggak pasaran. Hehehe...

So far, this is the best picture for me. I love the way he looks at me <3

Ya... whatever-lah, mumpung manusianya nggak tau saya nulis ini. Dan nggak tau juga kapan saya berani ngomong gini, pokoknya I love you to the moon and back, Sayang....

* nulisnya sambil nyesel karena berhari-hari ini udah pasang tampang BT ke suami, karena lagi ngerasa kalah sama hape-nya suami. Hehehe